Tuesday, April 17, 2012

Kalau Pak Haji Bikin Band

Ini tentang seorang haji nan religius yang membuat band. Darinya tercipta lirik-lirik banal yang nakal.

Sebagai sebuah grup band, Seringai menjadi terkenal karena dia datang dengan konsep begitu menggoda untuk para muda yang beranjak dewasa atau mungkin juga anak-anak yang sudah memikirkan tua. Ini band yang mengajak untuk tidak menjadi “tua”. Tua sebagai penanda serangkai sifat konservatif, konvensional, cerewet, ketinggalan jaman, dan membosankan. Terlepas dari musikalitasnya (lagu dan kemampuan memainkan instrument musik), Seringai tampak begitu segar seperti Rock ‘n Roll di masanya. Ini band anti-menye-menye yang menawarkan—sebagaimana digambarkan dalam film dokumenter mereka “Generasi Menolak Tua”—chaos di setiap penampilan langsungnya. Dalam praksisnya, Seringai adalah anugerah untuk jiwa-jiwa pemberontak maupun sedang belajar berontak.

seluruh manusia ingin mencapai kesempurnaan dengan khayalanya,

kita mengisahkan dongeng-dongeng untuk diri kita sendiri agar bisa bertahan hidup, kita mencari khotbah dalam upaya bunuh diri yang kita lakukan, untuk mencari pelajaran moral dan sosial dalam kegiatan yang mari kita sebut saja “a study of suicide”. kita menafsirkan apa yang kita lihat, memilih yang paling tepat dari pilihan yang ada. Kita hidup, terutama jika kita penulis, dengan sepenuhnya mengandalkan kalimat kalimat narasi tentang beberapa gambaran yang berbeda, dengan “sejumlah gagasan” yang kita gunakan untuk membekukan gambaran fantastik yang terus berubah, yang merupakan pengalaman nyata kita.

diasana

Aku menceritakan sebuah perumpamaan, kataku, planet Neptunuslah yang aku maksudkan, hanya planet neptunuslah yang biasa biasa saja, bukan Surga, karena kebetulan aku tidak tau apapun tentang surga, jadi kamu tentu mengerti, kamulah yang kumaksud, tidak lebih, hnya kamu, nah ditempat itu, jauh diatas sana, ada sebuah batu besar, kataku, dan aku harus mengingatkanmu bahwa orang orang di neptunus itu benar benar bodoh,terutama karena hidup mereka terikat oleh semacam tali milik mereka sendiri, dan beberapa dari mereka, orang orang yang khusus ingin kuceritakan, punya keyakinan kuat tentang gunung itu, gunung yang selalu samar samar, dan entahlah mengapa itu selalu ada di dalam otak ini, kamu pasti tidak akan percaya, kataku, hidup atau mati, berguna atau tidak, orang orang itu punya kebiasaan itu, dan sekarang mereka menghabiskan waktu luang dan uang uang mereka untuk mengejar awan awan kepuasan mereka sendiri, menuruni semua permukaan yang curam di wilayah itu, tentu saja dengan keyakinan terhadap apa yang mereka pikirkan, dan hanya dalam pikiran mereka sendiri, dan salah satu atau semuanya akan pulang dengan perasaan bangga, dan itu memang layak, kataku, karena lucunya di neptunus semua orang berusah dengan cara yang aman untuk mendaki permukaan yang paling mudah, tetap kebanggaan itu tetap saja ada, dan tampak dengan jelas dari keteguhan yang terbaca di wajah mereka, atau dari perasaan puas yang terpancar dari mata mereka, dan seperti yang sudah aku katakan, aku bercerita tentang neptunus bukan surga, yaitu tempat dimana kita meraa kecil, dimana keangkuhan itu tidak ada harganya, di tempat dimana tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan, selain hanya untuk bersyukur, dan tak ada sesuatu apapun yang Tuhan ciptakan yang sia-sia.
Semakin sulit situasi yang dihadapi dan semakin besar tuntutan, semakin terasa manis aliran darah nanti saat semua ketegangan tersebut lepas, kemungkinan bahaya hanya mempertajam kewaspadaan dan kontrol, ketakutan hanya membuat sikap hati hati, barangkali, inilah penjelasan dari semua olah raga beresiko, anda dengan sengaja meningkatkan upaya dan konsentrasi, supaya anda bisa membersihkan pikiran dari persaoalan yang sepele, ini sebuah model kehidupan dalam sekala kecil, tetapi berbeda, tidak seperti dalam kehidupan rutin, yakni kesalahan biasanya bisa dimaafkan, tindakan-tindakan kita, meskipun waktunya sangat pendek, bisa berakibat mematikan.

Sunday, April 1, 2012

biasa-kan

dakwatuna.com - Pepatah Arab mengatakan :
Raih mimpimu, jalani yang tak Anda ingini, Anda tak akan meraih yang Anda inginkan hingga Anda siap menjalani hal-hal yang tidak Anda inginkan.
Terdengar aneh mungkin. Siapa pun rasanya tidak ingin menjalani sesuatu yang tidak di sukai. Seseorang yang tak suka makanan pedas, akan marah atau menolak jika di berikan makanan pedas. Orang yang terbiasa dengan kipas atau AC akan merasa ketidaknyamanan manakala harus berada di ruang yang panas. Orang yang terbiasa dengan kehidupan yang mewah akan merasa terbebani jika suatu saat harus menghadapi kondisi yang sulit.
Namun pada kenyataannya, kehidupan bukanlah suatu pertunjukan yang dimana kita berperan sebagai sutradara dengan berbagai macam adegan yang kita inginkan. Kita hanya berperan sebagai hamba dari Allah Rabb semesta alam. DIAlah yang mengatur berbagai macam takdir yang telah di sediakan untuk kita jalani. DIAlah sutradara dan produser dari sebuah pertunjukan dunia. Sebagai hamba, seringnya kita hanya menginginkan suatu adegan yang nyaman dan mudah. Tapi Allah sang sutradara tak inginkan kita lemah hanya dengan suatu kemudahan dan kenyamanan.