Thursday, August 23, 2012

capacitor discharge ignition


sebuah fenomena, entahlah ini sebuah pilihan atau sudah menjadi keterpaksaan, ini erat kaitanya dengan kemampuan nalar manusia, tetapi tetap saja yang menentukan keputusan adalah pikiran bawah sadar, daya nalar manusia hanya sebagai alat bantu pencitraan, mungkin posisinya adalah sebagai jaksa penuntut atau pengacara dalam proses peradilan, dan hakimnya adalah pikiran bawah sadar.

ini juga erat kaitanya dengan kelapangan, kemampuan menerima suatu kondisi, bisa juga disebut kapasitas layaknya segenggam garam yang dimasukan ke segelas air atau ke dalam telaga.

seorang pangeran harus rela meuntas laut leuweung gunung untuk ngapelin sang putri, tipantog, tidagor atau sampai tigebrus didalam gua walet dan dihujani batu setelah jatuh, mungkin saja saat berenang sang pangeran tikerelek dan berusaha kembali ke permukaan, kondisi ini membuatnya berfikir dan berusaha agar dia lebih bijak, karena pandai berenang saja tidak cukup, pangeran tidak akan tipantog tigebrus dan tidagor untuk kedua kalinya, walaupun misalnya itu terjadi, pangeran akan lebih tau cara tipantog tigebrus dan tidagor yang aman, menyenangkan dan tentunya harus memakai gaya, kondisi ini tidak akan begitu berpengaruh dibanding saat pertama kali terjatuh, itulah yang dinamakan kapasitas, yang akan selalu membesar setiap kejadian.

Friday, August 17, 2012

Dina Waktosna


Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih;
tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu;
tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri;
tapi bagaimanapun, berbahagialah.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati;
tapi bagaimanapun, jadilah sukses.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam;
tapi bagaimanapun, bangunlah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang;
tapi bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.

Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu.
Ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

(Mother Teresa)

bisa saja

oh asbak, kalo sekarang aku berbicara denganmu itu wajar, jangan anggap saya orang gila, karena sesungguhnya kamulah yang gila, kalau kau masi bersikeras bahwa kau tidak gila aku akan membawamu ke cisarua di cimahi, pasti kau akan dimasukan ke ruang rajawali yang brkostum orange...

kalo aku seorang pengendara motor, bisa saja aku mengkritik bobroknya lalu lintas di negri ini, tentang pengendara motor yang ugal2an, seakan punya nyawa 17, bisa saja aku menilai dan menjudge negatif sesuka saya, "rek kamana atuh jang, pembalap oge tara kekebutan di jalan", atau dengan knalpotnya yang berbunyi seakan minta tolong, "atuh lah da aing moal tiba2 loncat indah ngadenge sora motor siga begitu". atau tentang ketika lampu kuning menyala, bukankah itu artinya siap2 untuk berhenti, atau kurangi kecepatan, tapi pengendara indonesia menganggapnya sebagai perintah untuk tarik gas sekencangnya sebelum lampu merah menyala...

kalo aku seorang tukang minyak, bisa saja aku mengkritik kmana minyak di negeri ini, kenapa kita lebih miskin dari negara2 eropa yang tanahnya gak subur dan aaaaahhhh....!

saya bisa saja kukulutus tentang boboroknya indonesia, tentang kekoclakan bos bos saya, tentang orang2 yang mendewakan social network di dunia maya, tentang orang2 borjuis yang tidak peka, tentang kemaksiatan ditengah bulan suci, tentang kekecewaan hidup, tentang kemerdekaan yang semu, tentang kacaunya penghormatan bangsa terhadap pahlawan, tentang keabsurd-an di negeri ini, jika penolakan itu sebuah kebaikan, berapa orang ditolak yang berbahagia?, aku berbicara tentang hak, kebenaran dan kemampuan, bisa saja aku menindir kesana kesini, bisa saja aku korek semua kejelekan semuanya, tapi apa itu berguna, aku tidak berani berbicara semuanya tanpa solusi, aku tidak mau hanya menjadi penilai, aku ingin terlibat, itu saja.....

DUNYA, dan itulah DUNIA

untuk seorang teman dan teman-temanya

Seorang Ayah, Namanya Bapak Endang Soedarba Wiryaatmadja,  mempunyai anak yg pemberani, terampil, gumasep dan pintar, kita sebut saja anak itu sebagai pangeran. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pedagang tongseng, yang juga dikenal petapa bijaksana.

"Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran meminta.

"Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar Pertapa.

"Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu. Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu."

Sekarang pergilah sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya. Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH DUNIA"

"Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku"

Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan

tip absurd jakardah

 oleh ; robin hartanto (http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/tips-absurd-jakarta-mengendarai-kendaraan-bermotor.html)

Tips Absurd Jakarta adalah seri tulisan yang berisikan tips-tips umum sehari-hari di sebuah kota, yang rupanya tidak benar-benar berlaku di Jakarta. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan anjuran-anjuran berikut, hanya saja... Jakarta keras, bung!
           
Dengan jumlah kendaraan lebih dari 10 juta, tak ayal lagi untuk dapat berkendara di jalanan Jakarta dengan aman, apalagi nyaman, bukanlah perkara mudah.

Masalahnya, selain jumlah kendaraan yang membludak, jalanan Jakarta, mengutip kolumnis Goenawan Mohamad, adalah “arena pergulatan tanpa marka”, yang sering kali juga tanpa makna. Ibarat hutan, hukum yang berlaku di jalanan Jakarta adalah hukum rimba.

Tetapi, siapa yang sebenarnya berkuasa di hutan itu? Tidak pernah jelas.

Apakah polisi yang berwenang menghukum pengendara yang melanggar? Atau pengemudi mobil berplat merah atau berhuruf depan “RI”? Atau pengendara motor yang gesitnya bukan main?

Ataukah sopir angkutan kota yang beringas dan boleh berhenti sesuka hati; pemuda-pemuda organisasi masyarakat berkopiah (bukan helm); anggota geng motor

Saturday, August 4, 2012

inilah kasih sayang

semacam kasih sayang
yang kuberikan padamu
meski tidak sehebat matahari untuk dunia

inipun kasih sayang yang kuikhlaskan padamu
meski tidak semewah sbagaimana orang lain

oh hanyalah padamu
oh hanyalah untukmu

inilah kasih sayang yang kupasrahkan padamu
dengan tanpa peduli bagaimana engkau membalas

oh hanyalah padamu
oh hanyalah untukmu

sebuah lirik dari sebuah band The Panasdalam, band kelahiran Bandung tahun 2005. Dibidani sekaligus kemudian menjadi frontmannya, adalah Pidi Baiq. Penulis seri buku Drunken, mantan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Ars International University, serta ilustrator di sebuah penerbit di Bandung. Bahasan tentang betapa nylenehnya band ini, tak terlepas dari filosofi manusia satu ini. Orang yang bila diukur dengan indikator strukturalis manapun, baik secara perkataan maupun moral, adalah seorang gila.

lirik diatas menggambarkan sebuah curahan keihlasan dan ke apa adanya-an dari seseorang, kasih sayang yang diberikan yang dibandingkan dngan kemegahan manfaat dari matahari, kasih sayang yang dibandingkan dengan kondisi cara orang lain. dan akhirnya tanpa mengharap reaksi dari orang yang diberi, ini menggambarkan kejujuran menyampaikan, ini sangat jujur dan sederhana, dan hanya inilah.....

Maja, 17 agustus 1945
itulah hari kemerdekaan kita









bandung, 13 september 2011
itulah hari sabtu