Thursday, August 23, 2012

capacitor discharge ignition


sebuah fenomena, entahlah ini sebuah pilihan atau sudah menjadi keterpaksaan, ini erat kaitanya dengan kemampuan nalar manusia, tetapi tetap saja yang menentukan keputusan adalah pikiran bawah sadar, daya nalar manusia hanya sebagai alat bantu pencitraan, mungkin posisinya adalah sebagai jaksa penuntut atau pengacara dalam proses peradilan, dan hakimnya adalah pikiran bawah sadar.

ini juga erat kaitanya dengan kelapangan, kemampuan menerima suatu kondisi, bisa juga disebut kapasitas layaknya segenggam garam yang dimasukan ke segelas air atau ke dalam telaga.

seorang pangeran harus rela meuntas laut leuweung gunung untuk ngapelin sang putri, tipantog, tidagor atau sampai tigebrus didalam gua walet dan dihujani batu setelah jatuh, mungkin saja saat berenang sang pangeran tikerelek dan berusaha kembali ke permukaan, kondisi ini membuatnya berfikir dan berusaha agar dia lebih bijak, karena pandai berenang saja tidak cukup, pangeran tidak akan tipantog tigebrus dan tidagor untuk kedua kalinya, walaupun misalnya itu terjadi, pangeran akan lebih tau cara tipantog tigebrus dan tidagor yang aman, menyenangkan dan tentunya harus memakai gaya, kondisi ini tidak akan begitu berpengaruh dibanding saat pertama kali terjatuh, itulah yang dinamakan kapasitas, yang akan selalu membesar setiap kejadian.

No comments:

Post a Comment